POLITEKNIK PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PAYAKUMBUH
Kamis, 17 Juli 2008
Buku Pelajaran Gratsi Lewat Internet
Tahap Awal 49 Buku dari 200 Buku Gratis yang direncanakan Depdiknas.

Siswa-siswi SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK bakal tak kesulitan lagi mendapatkan buku-buku pelajaran sekolah. Mereka pun bisa mendapatkan 200 buku pelajaran secara cuma-cuma dengan mengunduh (download) di situs Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas).

Kemudahan itu bisa terwujud setelah Senin Depdiknas meluncurkan program buku pelajaran murah untuk siswa. Buku dalam bentuk elektronik (e-book) ini diberikan secara cuma-cuma pada seluruh siswa dan masyarakat karena hak ciptanya sudah dibeli seluruhnya oleh pemerintah. Namanya buku sekolah elektronik (BSE).

Dalam rilis Depdiknas yang didapat Radar kemarin, Mendiknas Bambang Sudibyo menegaskan, buku teks pelajaran murah yang diluncurkan itu sudah dibeli hak ciptanya dari penulisnya oleh Depdiknas. Sehingga, siswa dan masyarakat bisa memilikinya tanpa izin dari penulisnya.

”Untuk tahap pertama ini ada 49 buku yang sudah dibeli hak ciptanya oleh Depdiknas. Sampai Agustus 2008, kami menargetkan akan membeli 200 buku pelajaran SD-SMA,” jelas Bambang usai Sosialisasi Buku Teks Pelajaran dan Sistem Informasi Manajemen Keuangan di Gedung Depdiknas, Jakarta, kemarin.

Buku-buku itu, jelas Bambang, sudah memenuhi standar pendidikan nasional. Kelayakannya sudah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Sehingga, konten dan keabsahannya sudah tidak usah diragukan lagi.

Bagaimana mendapatkan buku-buku itu? Buku-buku yang disediakan Depdiknas itu bisa diambil secara gratis oleh siswa dan masyarakat di situs http://bse.depdiknas.go.id. Dalam situs itu siswa bisa membaca langsung e-book yang disediakan. Atau jika ingin download bisa langsung dilakukan dengan mengisi persyaratan yang dibutuhkan administrator situs tersebut.

Buku-buku yang bisa di-download dan dibaca di situs tersebut untuk sementara hanya sekitar 49 buku SD-SMA mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, ilmu sosial. Buku-buku itu untuk kelas 1-6 SD sederajat, kelas 7-9 SMP sederajat, dan kelas 10-12 SMA sederajat.

Cara lain, selain akses langsung dengan situs tersebut, dalam waktu dekat ini sejumlah lembaga akan membuat seri e-book mata pelajaran yang ada dalam situs tersebut. Depdiknas bersama lembaga-lembaga ini akan bersama-sama menyosialisasikan buku murah itu dalam keping CD.

”Dalam sosialisasi Depdiknas, lembaga independen diminta membantu sosialisasi ini. Khususnya untuk memberikan kemudahan siswa mendapatkan akses buku murah,” ujar Pitoyo Widhi Atmoko, direktur Edu Media Nusantara, yang menjadi salah satu partner Depdiknas dalam menyosialisasikan ICT for Education, saat dihubungi via ponselnya kemarin.

Untuk sasaran sosialisasi, lembaga partner Depdiknas akan menyebarkan ke seluruh sekolah SD-SMA. Baik dalam bentuk CD maupun dengan media handphone (HP) sehingga HP siswa bisa digunakan juga untuk belajar. ”Ini kami sudah menyiapkan meterinya. Minggu depan mudah-mudahan sudah bisa dinikmati sekolah yang akan mempersiapkan tahun ajaran baru,” ujar Widhi.

layanan hosting indonesia

Dihubungi terpisah, anggota BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) Prof Ali Saukah menambahkan, e-book ini ke depan tak akan menjadi buku pengganti. Tapi, sebagai pelengkap saja. Dengan begitu, sekolah-sekolah bisa tetap menggunakan bahan ajar lama dan melengkapi bahan dari fasilitas itu. ”Ketersediaan IT di Indonesia belum merata. Selain itu, budaya IT juga belum terbentuk,” kata Ali yang dihubungi via ponselnya kemarin.

Karena itu, lanjut guru besar Sastra Inggris Universitas Negeri Malang (UM) ini, peran buku teks cetak di negeri ini masih sangat diperlukan. ”Akses e-book memang lebih fleksibel,” tambahnya.

Disinggung soal standar buku, Ali menjelaskan, bahan ajar tersebut lebih ditekankan pada penyesuaian standar isi. Sebab, sesuai nafas KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan), guru harus mengembangkan kurikulum sendiri. Finalnya, tersusun bahan ajar dengan tujuan akhir pemenuhan standar isi dan kompetensi dasar. ”KTSP hanya konsepnya. E-book ini sebagai acuan standar isi,” tandas mantan direktur program pasca sarjana UM ini.

Tak Berdampak pada Toko Buku

Johan Budhie Sava, pemilik Toko Buku Togamas mengatakan pihaknya tidak terlalu mengkhawatirkan adanya peluang akses materi buku ajar dari SD-SMA secara online di website depdiknas. Sebab, selama ini toko buku miliknya tidak pernah terpengaruh akan penjualan buku-buku sekolah.

“Setiap tahun ajaran baru, toko buku kami tidak terlalu memiliki omzet yang besar. Paling tidak, omzet bisa mencapai 10 persen saja. Ini karena buku sekolah lebih banyak didrop langsung oleh penerbit ke sekolah,” kata Johan, kemarin.

Namun demikian, Johan menyambut baik program baru pemerintah itu. Karena seluruh siswa di Indonesia mudah memeroleh buku ajar, tanpa harus terlalu mahal membeli buku pelajaran sekolah. Ia mengkhawatirkan untuk mencetak tulisan melalui printer, biayanya akan jatuh lebih mahal. Apalagi kalau nantinya akan difotokopi, pasti akan jauh lebih mahal.

Dampak dari program baru ini? Ia menganalisis akan terjadi fenomena baru, yakni banyak percetakan lokal yang memanfaatkan kondisi ini. Seperti buku cetak aturan pemerintah undang-undang, selama ini percetakan boleh mencetak dengan bebas lalu dijual sendiri, tanpa harus ke penerbit. Harganya juga murah.

Hal ini juga akan terjadi, pasca diberlakukannya aturan buku online itu. “Percetakan akan mudah mencetak dan menjualnya langsung di toko buku dan menjualnya secara bebas. Buku hasil print out percetakan bisa dijual di toko buku atau di kaki lima,” papar dia.

Senada diungkapkan oleh Subali, store manager Gramedia Basuki Rahmat. Ia mengungkapkan tidak akan terjadi dampak terlalu signifikan atas diberlakukan buku online Depdiknas. Selama ini, siswa sekolah sudah mendapatkan buku dari sekolah karena telah bekerja sama dengan penerbit. Padahal, penjualan buku oleh penerbit di sekolah merupakan perbuatan yang dilarang pemerintah. “Jadi, penjualan buku sekolah bukan utama di Gramedia sehingga dampaknya tidak terlalu berpengaruh,” ujar Subali.

(Harmailis)
posted by Harmailis Chaniago @ 19.27  
0 Comments:
Posting Komentar
<< Home
 
..Prodi yang terdapat di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh, 1. Tata Air Pertanian, 2. Mesin Peralatan Pertanian, 3. Teknologi Pangan, 4. Budidaya Tanaman Pangan, 5. Agribisnis, 6. Peternakan, 7. Hortikultura, 8. Budidaya Tanaman Perkebunan, 9. Manajemen Produksi Pertanian dan 10. Manajemen Perkebunan..........
Jalur Pendidikan Vokasional Pertanian di Sumatera Barat
SECUIL INFO
INFO SEBELUMNYA
LIHAT LAGI INFO
TAWARAN PROGRAM STUDI

8 Program Studi D-III : Budidaya Tanaman Perkebunan, Agribisnis, Peternakan, Teknologi Produksi Tanaman Pangan, Teknologi Produksi Hortikultura, Teknik Sumberdaya Air dan Lingkungan, Teknologi Pangan, dan Mesin Peralatan Pertanian dan 2 Program Studi D-IV, Manejemen Produksi Pertanian dan Manajemen Perkebunan

Links
Powered by

Blogger Templates

BLOGGER